TUGAS
BULAN 1
1.
Penaralan Ilmiah
2.
Berfikir deduktif
3.
Berfikir induktif
Nama : Hilma Azkiya
NPM : 24213125
Kelas : 3EB07
DAFTAR
ISI
1.
PENALARAN ILMIAH...............................................................................
A. Pengertian Penalaran ......................................................................................
B. Unsur Penalaran Ilmiah ..................................................................................
2.
BERPIKIR DEDUKTIF …................................................................................
A. Pengertian berpikir deduktif ............................................................................
B. Pengertian silogisme
.........................................................................................
C. Silogisme Kategorial ........................................................................................
D. Silogisme Hipotesis ..........................................................................................
E. Silogisme Alternatif ..........................................................................................
3.
BERPIKIR INDUKTIF ...................................................................................
A. Pengertian Berpikir Induktif ...........................................................................
B. Macam berpikir induktif
.................................................................................
4. DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................
1.
PENALARAN
ILMIAH
A.
Pengertian Penalaran
Minto Rahayu, (2007 : 35),
“Penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha
menghubung-hubungkan fakta untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan
dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan
benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan,
yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui,
meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur,
menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan.
Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.
Jadi, dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah proses pemikiran yang logis untuk
memperoleh kesimpulan berdasarkan fakta yang relevan (sebenarnya). Atau dengan
kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk
menghasilkan dan menarik kesimpulan.
B.
Unsur Penalaran Ilmiah
Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah
Menurut Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran
penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1)
Topik yaitu ide sentral
dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua
variabel.
2)
Dasar pemikiran,
pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat
pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3) Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk
subyek dan predikat yang membentuk kalimat.
4) Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan
secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5) Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran,
penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan
justifikasi (pembenaran).
6) Sistematika yaitu seperangkat proses atau
bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7) Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus
dijawab (dibahas) dalam karangan.
8) Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik
yang akan dianalisis.
9) Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan
mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan,
dan lain-lain.
10) Pembuktian (argumentasi) yaitu proses
pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya.
Pembuktian ini harus disertai dukungan yang berupa: metode analisis baik yang
bersifat manual maupun yang berupa software.
11) Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah
analisis induktif atau deduktif.
12) Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atas hasil
pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.
2.
BERPIKIR DEDUKTIF
A. Pengertian berpikir deduktif
Berpikir adalah
berbicara dengan diri sendiri mempertimbangkan, menganalisa dan
membuktikan, bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi.
Berikut ini
beberapa pendapat mengenai pengertian deduktif :
1) Menurut Jujun
S Suriasumantri
Deduksi adalah
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan
pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah
pernyataan dan sebuah kesimpulan.
2) Menurut
Wikipedia
Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Jadi berpikir Deduktif Ialah proses berpikir yang
bertolak dari prinsip, hukum, putusan yang berlaku umum tentang suatu hal atau
gejala atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang
khusus, yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas.
B. Pengertian
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan
sebuah konklusi (kesimpulan). Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari.
C. Silogisme
Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua
proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang
termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi
subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term). Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor/ Premis
Umum)
Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor / Premis
Khusus).
Akasia membutuhkan air (Konklusi / Kesimpulan
D. Silogisme
Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis
mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik. Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi)
E. Silogisme
Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri
atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
3.
BERPIKIR
INDUKTIF
A. Pengertian berpikir induktif
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
B.
Macam-macam berfikir Induksi
1)
Generalisasi ialah proses
berpikir berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala
serupa. Generalisasi dibagi menjadi dua :
·
Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
Jika
dipanaskan, besi memuai.
Jika
dipanaskan, baja memuai.
Jika
dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika
dipanaskan semua logam akan memuai.
·
Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh
fenomena yang ada.
Contoh :
Setelah kita
menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka
bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang suka bergotong-royong.
2)
Analogi adalah Proses berfikir
untuk membuat kesimpulan tentang fakta suatu gejala khusus lain yang memiliki
sifat-sifat penting yang bersamaan. Tujuan dari analogi adalah :
·
Meramalkan persamaan
·
Mengadakan klasifikasi
·
Menyingkap kekeliruan
3)
Kausal Merupakan proses penarikan
kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat. Terdiri
dari 3 pola, yaitu :
·
Sebab ke akibat = Dari peristiwa
yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat
selama 6 bulan.
·
Akibat ke sebab = Dari peristiwa yang
dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan
itu.
·
Akibat ke akibat = Dari satu akibat ke
akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebab
DAFTAR
PUSTAKA
http://wafaharwindoharlan.blogspot.co.id/2015/03/penalaran-berfikir-deduktif-dan.html