PENDEKATAN TRADISIONAL DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI

PENDEKATAN TRADISIONAL DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI

April 08, 2017 1
Pendekatan tradisonal terhadap perumusan suatu teori akuntansi telah menggunakan:
  1. metodologi metodologi normative atau metodologi deskriptif,
  2. suatu pendekatan teoritis atau nonteoritis,
  3. sutu bentuk alasan deduktif atau induktif, dan
  4. telah berfokus pada suatu konsep “kewajaran”, “kesejahteraan social”, atau “kesejahteraan ekonomi”.
Pendekatan tradisional telah berubah secara perlahan menjadi pendekatan selektif dan mulai digantikan oleh pendekatan – pendekatan yang lebih baru.

1.    Metodologi-Metodologi dalam Penyusunan Teori Akuntansi 
Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi, deskriptif dan normatif:
  • Teori deskriptif: dalam profesi akuntansi ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupakan suatu seni yang tidak dapat diformalkan dan bahwa metodologi yang digunakan secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi merupakan sebuah upaya menilai apa yang terjadi melalui praktik-praktik akuntansi.
ö     Teori Normatif: berupaya menyajikan lebih pada “apa yang seharusnya” (ought to be) daripada “apa yang terjadi” (what is).

2.   Pendekatan Non Teoritis
Adalah suatu pendekatan pragmatis dan pendekatan kekuasaan.pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh kesamaan dengan praktik di dunia nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi yang sifatnya praktis. Sedangkan pendekatan kekuasaan untuk merumuskan suatu teori akuntansi yang terutama dipergunakan oleh organisasi professional terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi.
  • Pendekatan Pragmatis terdiri dari penyusunan teori
    yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan.
  • Pendekatan Otoritarian dalam penyusunan teori
    akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi. “Suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah teori yang buruk”.

3.   Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyususnan teori manapun diawali dengan dalil dasar dan diteruskan dengan pengambilan kesimpulan logis mengenai subjek yang dipertimbangkan.

Pendekatan ini dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subjek dengan sejumlah pertimbangan.
Tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan pendekatan deduktif terdiri dari:
  • Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan
  • Pemilihan dalil-dalil akuntansi
  • Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
  • Pengembangan teknik-teknik akuntansi

4.     Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif dari penyususnan sebuah teori diawali dengan observasi dan pengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umum.

Pendekatan induktif dalam penyusunan
teori akuntansi dimulai dengan serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi. Pendekatan induktif dalam penyusunan teori akuntansi mencakup 4 tahap:
  • Pencatatan seluruh pengamatan
  • Penganalisaan dan pengelompokkan pengamatan untuk mendeteksi adanya hubungan yang berulang (kesamaan/kemiripan).
  • penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
  • Pengujian konklusi yang dibuat.

5.   Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologi bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh social dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan social. Berdasar pada pendekatan sosiologi, prinsip atau teknik akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya terhadap seluruh kelompok dalam komunitas.

Pendekatan sosiologis dalam penyusunan teori akuntansi menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis yang
dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial (social walfare).


Pendekatan sosiologis adalah socioecomic accounting dengan tujuan mendorong entitas bisnis yang beraktivitas dalam pasar bebas agar mempertanggungjawabkan aktivitas produksi mereka terhadap lingkungan sosial melalui pengukuran, internalisasi, dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

6.   Pendekatan Ekonomi
      Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada pengendalian perilaku dari indicator-indokator makro ekomoni yang dihasilkan oleh adopsi dari berbagai teknik akuntansi. Ketika pendekatan etis berfokus pada suatu konsep “kewajaran” dan pendekatan sosiologi pada suatu konsep “ kesejahteraan social”, pendekatah ekonomi berfokus pada suatu konsep dari “ kesejahteraan ekonomi umum”.

Konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan termasuk, antara lain : 

  1.       dintribusi kesejahteraan 
  2.       tingkat resiko agragat dan alokasi resiko diantara individu  
  3.       konsumsi dan produksi agregat 
  4.       alokasi sumber daya antar perusahaan  
  5.       penggunaan sumber daya untuk produksi, sertifikasi, penyebaran, pemrosesan, analisis dan interpretasi dari informasi keuangan 
  6.       penggunaan sumber daya dalam pengembangan, penyesuaian, penekanan, dan litigasi dari regulais, dan  
  7.       penggunaan dari sumber daya dalam sektor privat mencari informasi.

Pendekatan ekonomi dalam penyusunan teori akuntansi menekankan pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktik akuntansi. 

Pendekatan ekonomi menekankan pada konsep “kesejahteraan ekonomi secara umum”. Pemilihan teknik-teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap barng ekonomi nasional.


DAFTAR PUSTAKA
·