KOPERASI PURNAMA

December 11, 2014 0
EKONOMI KOPERASI
KUJUNGAN KOPERASI PURNAMA ABADI
UNVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI (S1)

ANGGOTA :
·         AMINAH                                                20213794
·         FAJAR ADIWINANTO                         23213134
·         FARRAH ADIBA                                   23213272
·         HILMA AZKIYA                                   24213125
·         LIZA SILVIA RAHMAWATI               25213023

A.   SEJARAH
Koperasi purnama didirikan sejak tahun 2007 oleh Bapak Poltak Napitupulu BBA. Bapak Poltak Napitupulu BBA adalah pimpinan pusat koperasi purnama yang berada di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Koperasi purnama yang akan kami jelaskan disini adalah cabang dari koperasi purnama group, yang beralamatkan di Jl. Cengkeh I , Cimanggis Depok atau Komplek Perumahan Bukit Cengkeh I no 14. Koperasi purnama sah menjadi badan hukum dengan nomor badan hukum 11/BH/DK-UKM 023/VIII/2003, hingga hari ini telah memiliki cabang 21 unit koperasi yang tersebar di berbagai daerah di provinsi Sulawesi Selatan.

B.    TUJUAN DIDIRIKAN KOPERASI
Tujuan didirikan koperasi purnama ini untuk membangun ekonomi kecil, serta mempermudah anggotanya untuk mengembangkan usahanya dengan adanya pinjaman yang diberikan oleh koperasi purnama, koperasi ini terbuka umum, termasuk masyarakat yang ada disekitar koperasi.

C.     STRUKTUR ORGANISASI

PENGURUS:
·         Pimpinan pusat                        : Poltak Napitupulu, BBA
·         Ketua                                      : Hulman Napitupu
·         Sekretaris                                : Much Zam Ronni, SE
·         Bendahara                               : Nureni D
·         Logistik                                   : Rosmawati, SE
·         Koordinator pembuka             : Amiruddin Muin
·         Koordinator                            : Hamzah, SE

SUSUNAN PENGELOLANYA:
·         Pimpinan cabang                     : Poltak Napitupulu, BBA
·         Wakil pimpinan                       : Hulman Napitupu
·         Kasir                                        : Much Zam Ronni, SE
·         Rekapitulasi                            : Nureni D
·         Pinjaman                                 : Rosmawati, SE
·         Pengawas                                : Amiruddin
·         Kolektor                                  : Hamzah
·         Anggota/Nasabah                   : Drs. Ar Rahman 


D.    PERMODALAN KOPERASI
Dalam permodalan koperasi purnama didapati dari anggota koperasi dan modal dari luar dari sumber dana itu. Koperasi mengelola demi kepentingan kesejahteraan anggota dan nasabah sumber dana tersebut yaitu:
1)      Permodalan dari dalam (modal yang dikirim oleh kantor pusat, biasanya digunakan umtuk modal awal)
2)      Permodalan dari luar (hasil dari proses uang yang dipinjamkan dan disimpan dari koperasi tersebut)

  •                 Anggota koperasi purnama berasal dari kelapa dua dan sekitarnya.
  •         Unit usaha yang ada di koperasi purnama mandiri adalah unit usaha simpan pinjam.
      E.     SISTEM PENYALURAN PINJAMAN KOPERASI PURNAMA
Droping merupakan dana yang diberikan kepada anggota atau nasabah sebagai pinjaman atau hutang yang digunakan untuk menambah modal usaha. Jenis-jenisnya yaitu:
a.       Drop langsung adalah dana yang diberikan langsung kepada anggota/nasabah ditempat tinggalnya setelah di perhitungkan melalui survey kelayakan atas kemampuan nasabah tersebut.
b.      Drop potong memberikan penyambut kredit pinjaman saldo kreditnya lunas dan angsuran kredit pinjaman tersebut telah berjalan sebanyak 60%.           

  •             Sistem pemberian pinjaman kepada anggota/ calon anggota adalah sebagai berikut:
1.  Administrasi : Setiap pinjaman dikenakan 5% potongan dari besar pinjaman (drop)
2.   Bunga Pinjaman : Setiap anggota/ nasabah yang meminjam dikenakan bunga pinjaman 2%.
3. Jasa Pinjaman : Setiap anggota/ nasabah yang meminjam dilayani pinjaman diberikan/diantar ditempatnya tinggalnya dan angsuran kredit pinjaman ditagih ditempat tinggalnya hingga lunas selama 30 hari kerja oleh petugas koperasi purnama, dikenakan jasa pelayanan 0,6% perhari (biaya transportasi-PP ketempat anggota untuk dilayani)
    F.     PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA
Pembagian sisa hasil usaha di koperasi purnama ini tidak menggunakan presentasi atau 0,2 %. Sisa hasil usaha akan dibagi setiap satu tahun ( 1 tahun ) kepada anggotanya.
    G.    Hambatan
Disetiap bidang usaha apapun jenisnya selalu memiliki hambatan dalam menjalankan usahanya, termasuk koperasi ini, hambatan yang terjadi diantaranya :
Ø  Anggota yang meminjam uang tidak mengembalikan uang (kabur) maka koperasi akan mengalami kerugian disebabkan karena uang tersebut tidak dikembalikan.
Ø  Sesekali memilki anggota yang mengalami kredit market
     H.     PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi olehkoperasi purnama adalah sebagai berikut:
1.      Kelayakan sarana dan prasarana.
2.      Kepercayaan anggota terhadap koperasi.
3.      Sumber daya yang kurang memadai.      
     I.      HARAPAN
1.      Harapan kedepan koperasi purnama dapat mencapai target yang telah ditentukan.
2.      Dapat terus meningkatkan modal dan keuntungan setiap tahunnya.
3.      Dapat lebih mensejahterakan anggota dan pengurusnya.

4.      Dapat ikut turut menambah peran ekonomi untuk kerakyatan bagi tiap anggotanya



kunjungan ini kami lakukan hari sabtu tanggal 6 Desember 2014

Cara Membuat Kerajinan Flanel Bendera Indonesia

December 01, 2014 0
Akhirnya saya coba membuat tulisan ini juga, sebenarnya sudah lama ingin membuat tulisan seperti ini namun baru saat ini bisa menulisakannya di blog. Kali ini tanpa basa-basi saya tunjukan langsung langkah-langkah cara membuat kerajinan kain flannel. Tutorial seperti ini yang ditunggu-tunggu kan?

Cara membuat kerajinan flannel gantungan tas bendera Indonesia
Wah sudah gak sabar ya untuk segera mulai? Ok, studi kasus yang akan di bahas kali ini adalah tatacara membuat gantungan tas flannel bendera Indonesia. Baiklah agar penasarannya hilang kita mulai sekarang yuk.

Persiapan Cara membuat Kerajinan kain Flanel
1.      Siapkan alat & bahan Flane
Sebelum memulai pastikan anda sudah memiliki alat, bahan, pola dan tahu teknik tusuk feston.
Alat – alat yang digunakan yaitu:
1.      Gunting kain
2.      Jarum jahit
3.      Penggaris
4.      Pensil
5.      Lem UHU
6.      Tali gantungan HP

Bahan yang digunakan :
1.      Kain Flanel warna merah & putih
2.      Benang Jahit warna merah & putih
3.      Darkon
Nah ini dia penampakan alat-alat dan bahan yang kita akan gunakan

alat-alat dan bahan

Setelah alat dan bahan flanel siap, ayo kita mulai cara membuat gantungan tas flanel bendera Indonesia berikut ini :

Langkah – langkah cara membuat gantungan tas bendera Indonesia dari kain flanel
1.      Garisi di kain flanel warna merah dan putih dengan panjangnya 5 cm dan lebarnya 5,5 cm lalu gunting kain flanel yang telah digarisi, contohnya seperti ini:



2.      setelah digunting seperti di atas, kita gunting lagi menjadi 2 bagian dari kain flanel warna merah dan putih yang berubah hanya panjangnya menjadi 2,5 cm dan lebarnya tetap. Contohnya seperti ini:



3.      sebelum kita mulai menjahit, lem terlebih dahulu bagian tengah anatara kain  flanel warna merah & putihnya. Lalu tunggu 2-5 menit hingga kering Seperti ini:



4.      sekarang kita mulai cara menjahitnya ni, mulai dari benang warna putih dahulu, mulai menjahit dari kanan ke kiri ya.. oih iya jika belum tahu cara menjahit kain flanel bisa lihat caranya disini Cara Menjahit Kain Flanel teman: 


5.      sebelum menjahit seluruh bendera merahnya kita masukan tali gantungan tas ke dalam bendera dan jahit kembali , seperti ini teman :



6.      sisakan 2,5 CM panjang kain flannel merah bagian kanan dan masukan darkonnya. Contohnya seperti ini teman: 



7.      setelah darkonnya dimasukan, lanjutkan jahit flannel merahnya hingga tertutup rapat agar darkonnya tidak keluar. nah ini hasilnya, selain bisa buat gantungan tas, juga bisa buat gantungan kunci dan Handphone loh


itulah cara membuat gantungan tas bendera Indonesia dari kain flannel. Gimana mudah kan? gimana Tertarik untuk coba membuatnya? Jika masih bingung tak usah malu bertanya dan berkomentar di kolom komentar atau bisa email ke man103687@gmail.com ya. Jangan lupa tunggu beberapa tutorial cara membuat kerajinan kain flannel selanjutnya ya. kira-kira kalau di jual harganya berapa ya? hehe.. Kira-kira mau buat kreasi apa lagi ya??
KOPERASI

KOPERASI

October 12, 2014 0
Koperasi yaitu suatu lembaga sosial-ekonomi “untuk menolong diri sendiri secara bersama-sama” atau  asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip Koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya yang rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.

Sedangkan Koperasai menurtu UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

Pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Adanya koperasi di setiap desa-desa, sekolah, Kampus, rumah sakit, kantor dan lembaga lainnya itu sangat penting keberadaannya, kenapa? Karena untuk membantu orang-orang yang kurang mampu, memudahkan dan membantu perekonomian masyarakat untuk meringankan kehidupan sehari-harinya dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat luas. Contohnya di desa dalam suatu kelompok tani, Keberadaan Koperasi Unit Desa (KUD) sangat penting karena peranan KUD di desa dapat membantu para petani yang ada di desa, dalam hal ini koperasi bertindak membeli semua hasil panen para petani untuk dijual kembali dengan harga yang sesuai dengan harga pasar. Contoh lainnya di sekolah dan Kampus keberadaan koperasi untuk memudahkan siswa dan mahasiswa untuk keperluan belajarnya seperti memfotocopy materi pelajaran, soal-soal , mengeprint, membeli alat tulis, dan lain sebagainya tanpa harus keluar dari sekolah atau kampus untuk memenuhi keperluan itu.

setelah mengetahui apa itu koperasi, pentingnya keberadaan koperasi, contohnya, kita akan mempelajari Sejarah Koperasi di Indonesia seperti apa.


Sejarah Koperasi di Indonesia

Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Beliau mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. hal ini menyebabkan koperasi yang ada pada saat itu berjatuhan karena tidak mendapatkan izin koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia mengajukan Protes, Belanda akhirnya mengeluarka UU no. 91 pada tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU No. 431 Seperti:
  1. Hanya membayar 3 golden untuk material
  2. Bisa menggunakan bahasa daerah
  3. hukum dagang sesuai daerah masing-masing 
  4. perizinan bisa di daerah setempat
Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no.431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya.
pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi Kumiyai. awalnya koperasi ini berjalan mulus, Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan dan menyengsarakan rakyat.
Setelah indonesia merdeka. pada tanggal 12 juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Maka setiap tanggal 12 Juli diperingatilah sebagai hari Koperasi Indonesia

sudah mengetahui sejarah singkat koperasi di Indonesia? selanjutnya kita akan mengetahui Prinsip-Prinsip Koperasi dan Modal dasar koperasi 


Prinsip-prinsip Koperasi

Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan pedoman bagi Koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai Koperasi.
1.   Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik, atau agama.

2.  Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusaan laki-laki dan perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Dalam Koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara) dikelola secara demokratis.

3.   Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demoktaris. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti di bawah ini :
1. Mengembangkan Koperasi. Caranya dengan membentuk dana cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan.
2. Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi.
3. Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota.

4.   Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila Koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu haarus berdasarkan persyaratan yang tetap menjamin adanya upaya:
1.   Pengawasan yang demokratis dari anggotanya.
2.   Mempertahankan otonomi koperasi.

5. Pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pengawas, manager, dan karyawan. Tujuannya, agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi perkembangan Koperasi. Koperasi memberikan informasi kepada maasyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan tokoh-tokoh masyaralat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.

6.  Kerjasamaa antar koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional dan internasional, maka:
1.   Gerakan Koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif.
2.   Dapat memperkuat gerakan Koperasi.

7. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh Rapat Anggota.


MODAL DASAR KOPERASI

Aturan mengenai permodalan koperasi ini memang tidak diatur secara detail, namun secara prinsip sangat jelas asal usul pengumpulan modal dalam sebuah koperasi seperti yang ditentukan dalam UU Perkoperasian, antara lain terdiri atas :
1. Modal sendiri yang dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan  dan hibah.
2. Modal pinjaman yang dapat berasal dari pinjaman dari anggota, pinjaman dari anggota koperasi lain, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi atau sumber-sumber pinjaman lain yang sah

Dalam mengadakan atau mendirikan koperasi pemerintah harus mensosialisasikan dan mengadakan penyuluhan ketiap daerah – daerah tentang pentingnya keberadaan koperasi di setiap daerah, agar di suatu daerah tersebut perekonomiannya meningkat dan masyarakat di daerah pun semakin sejahtera dan berkecukupan dalam kehidupan sehari-harinya. khusunya keberadaan koperasi simpan pinjam untuk seluruh daerah.

Terima Kasih.

Nama             : Hilma Azkiya
NPM               : 24213125
Kelas              : 2EB07


PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH dan OTONOMI DAERAH

April 17, 2014 0

1. Pembangunan Ekonomi Regional

Perkembangan teori ekonomi pertumbuhan dan meningkatnya ketersediaan data daerah mendorong meningkatnya perhatian terhadap ketidakmerataan pertumbuhan daerah. Teori ekonomi pertumbuhan dimulai oleh Robert Solow yang dikenal dengan Model pertumbuhan neo-klasik. Dan beberapa ahli ekonomi Amerika mulai menggunakan teori pertumbuhan tersebut dengan menggunakan data-data daerah. 

Untuk melihat ketidaknmerataan pertumbuhan regional dapat ditentukan dengan beberapa cara. Secara umum dalam menghitung pertumbuhan dengan; 1. pertumbuhan output; 2. pertumbuhan output per pekerja; dan, 3. pertumbuhan output perkapita. Pertumbuhan output digunakan untuk mengetahui indikator kapasitas produksi. Pertumbuhan output per pekerja seringkali digunakan untuk mengetahui indikator dari perubahan tingkat kompetitifitas daerah, sedangkan pertumbuhan output perkapita digunakan sebagai indikator perubahan dari kesejahteraan

Perkembangan teori ekonomi pertumbuhan dan meningkatnya ketersediaan data daerah mendorong meningkatnya perhatian terhadap ketidakmerataan pertumbuhan daerah. Teori ekonomi pertumbuhan dimulai oleh Robert Solow yang dikenal dengan Model pertumbuhan neo-klasik. Dan beberapa ahli ekonomi Amerika mulai menggunakan teori pertumbuhan tersebut dengan menggunakan data-data daerah. 

Untuk melihat ketidaknmerataan pertumbuhan regional dapat ditentukan dengan beberapa cara. Secara umum dalam menghitung pertumbuhan dengan; 1. pertumbuhan output; 2. pertumbuhan output per pekerja; dan, 3. pertumbuhan output perkapita. Pertumbuhan output digunakan untuk mengetahui indikator kapasitas produksi. Pertumbuhan output per pekerja seringkali digunakan untuk mengetahui indikator dari perubahan tingkat kompetitifitas daerah, sedangkan pertumbuhan output perkapita digunakan sebagai indikator perubahan dari kesejahteraan .

Model Pertumbuhan Regional

Fungsi produksi agregat merupakan dasar dari model pertumbuhan neoklasik. Hubungan tersebut ditujukkan dalam bentuk sebagai berikut:

Y = F(K,L)

Dimana, Y adalat output riil, K adalah capital stock, dan L adalah tenaga kerja.
Dalam bentuk Cobb Douglas dengan asumsi constant return to scale yaitu;

Y = AKαL1-α

y = Akα , dimana y = K/L dan k = K/L

Fungsi produksi perkapita menunjukan bahwa output per pekerja hanya akan meningkat jika modal per pekerja meningkat. Dengan kata lain modal harus terus tumbuh lebih cepat daripada penawaran tenaga kerja dari output per pekerja.

Agar lebih realistis maka model neoklasik diatas harus ditambah dengan efek apabila adanya teknologi pada pertumbuhan output.

Y = F(A,K,L), dimana A adalah technical knowledge (teknologi).

Dalam bentuk Cobb-Douglas,

Y = AegtKαL1-α

dimana g adalah technical progress per time period t, selanjutnya dengan aplikasi matematika kita jadikan dalam model pertumbuhan;


dimana, ∆Y/Y, ∆K/K, dan ∆L/L adalah given.
Selanjutnya dengan merubah dalam bentuk model region (daerah), dengan g adalah perubahan rate of technical dan r notasi untuk regional,




Dari bentuk neoklasik diatas, kita dapat mengidentifikasi tiga alasan terjadinya ketidakmerataan pertumbuhan regional yaitu;
1. Technical progress berubah diantara region;
2. Pertumbuhan capital stock berubah diantara region;
3. Pertumbuhan tenaga kerja berubah diantara region.

gr pada region r diharapkan berubah diantara region (paling tidak dalam jangka menengah). Dengan memasukkan pertumbuhan tenaga kerja  pada kedua sisi, kita dapatkan;




Selanjutnya, ketidamerataan regional dalam pertumbuhan output per tenaga kerja dapat dijelaskan oleh perbedaan regional dalam rate of technical progress dan oleh perbedaan regional dalam rasio pertumbuhan kapital/tenaga kerja.

Secara rinci faktor-faktor yang menyebabkan adanya disparitas pada pertumbuhan daerah dapat digambarkan pada bagan dibawah ini :




Dari gambar diatas ditunjukkan bahwa pertumbuhan output daerah menurut neoklasik di dasari oleh tiga komponen yaitu; pertumbuhan kapital stok, pertumbuhan tenaga kerja, dan perkembangan teknologi. 

Pertumbuhan kapital stok daerah didorong dengan adanya investasi baik dari daerah itu sendiri atau daerah lain. Pertumbuhan tenaga kerja juga didorong oleh adanya migrasi tenaga kerja dari daerah lain karena adanya perbedaan upah relatif terhadap daerah lain disamping akibat tumbuhnya angkatan kerja baru karena pertumbuhan populasi. Untuk pertumbuhan teknologi tentunyajuga dipengaruhi oleh masuknya sumberdaya dari daerah lain dan perkembangan pendidikan atau pengetahuan melalui R&D.

Kajian Empiris di Indonesia

Dalam kajian Iyanatul Islam dari School of International Business and Asian Studies, Griffith University, Australia, menyebutkan bahwa ketidakmerataan antar daerah di Indonesia tidak menunjukkan gambaran yang semakin mencolok dari waktu ke waktu. Dikatakan bahwa adanya konvergensi di daerah, terutama pada pertengahan 1970-an serta dekade 1980-an dan 1990-an, dengan adanya pertumbuhan ekonomi daerah miskin yang lebih cepat dibandingkan daerah kaya. Namun proses konvergensi tersebut berjalan melambat sehingga diperlukan waktu yang lama untuk mengurangi kesenjangan pendapatan antar daerah. Analisis Takahiro Akita dan Armida S Alisjahbana (The Economic Crisis and Regional Inequality in Indonesia) menyebutkan sebelum krisis ekonomi, disparitas pendapatan antardaerah di Indonesia sedikit naik mulai tahun 1993 hingga 1997 .

Dari sisi technical progress secara empiris, Garcia dan Soelistianingsih (1998) telah mengestimasi pengaruh variabel modal manusia, fertilitas total, selain pangsa sektor minyak dan gas dalam PDRB untuk mengukur ketersediaan sumber daya alam terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Temuannya adalah bahwa investasi untuk pendidikan dan kesehatan memang dibutuhkan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan daerah . 

Sedangkan Wibisono (2001) memasukkan variabel-variabel educational attaintment (diukur dengan tingkat pendidikan yang berhasil ditamatkan), angka harapan hidup (life expectancy), tingkat fertilitas (fertility rate), tingkat kematian bayi (infant mortality rate), laju inflasi dan juga variabel dummy daerah juga terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Dari estimasi-estimasi yang dilakukan, diperoleh temuan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan adalah pendidikan, angka harapan hidup, dan tingkat kematian bayi. Sedangkan tingkat fertilitas dan laju inflasi memberikan efek negatif terhadap tingkat pertumbuhan pendapatan .

Berdasarkan data Indonesia Human Development Report 2002, tahun 2002 di Indonesia terdapat 341 daerah tingkat II, Aloysius Gunadi Brata (2004), dikatakan bahwa terdapat two-way relationship antara kinerja ekonomi daerah dengan pembangunan manusia . 

Ketiga studi di atas juga mengkonfirmasi bahwa technical progress dalam bentuk modal manusia (human capital) mempunyai kontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi dan berarti juga berguna untuk mempercepat proses pemerataan pendapatan antardaerah.

Dengan melihat teori dan kajian empirik diatas menunjukkan bahwa bagi pemerintah pusat, ketidakmerataan antarregion dan ketidakmerataan intraregion bukan merupakan trade off yang saling meniadakan. Karena kedua ketidakmerataan regional tersebut merupakan masalah yang harus diselesaikan karena terdapat keterkaitan antar kedua permasalahan tersebut.


2. Faktor-faktor penyebab ketimpangan

Ada 2 faktor penyebab ketimpangan pembangunan, faktor pertama adalah karena ketidaksetaraan anugerah awal (initial endowment) diantara pelaku-pelaku ekonomi. Sedangkan faktor kedua karena strategi pembangunan dalam era PJP I lebih bertumpu pada aspek pertumbuhan (growth).

Sebagian ketidaksetaraan anugerah awal itu bersifat alamiah (natural) atau bahkan ilahiah. Akan tetapi sebagian lagi bersifat structural. Ketidaksetaraan itu berakibat peluang dan harapan untuk berkiprah dalam pembangunan menjadi tidak seimbang.

Ditumpukkannya strategi pembangunan pada aspek petumbuhan, bukanlah tidak beralasan. Secara akademik, baru pertumbuhanlah yang telah memiliki teori-teori yang mantap dalam konsep pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya tidaklah mengherankan kalau rancangan pebangunan lebih menyandarkan rencana pembangunannya pada aspek pertumbuhan.


3. Pembangunan Indonesia bagian Timur

Pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami pasang surut terutama saat Indonesia dilanda krisis ekonomi. Pembangunan infrastruktur mengalami hambatan pembiayaan karena sampai sejauh ini, titik berat pembangunan masih difokuskan pada investasi sektor-sektor yang dapat menghasilkan perputaran uang (cash money) yang tinggi dengan argumentasi bahwa hal itu diperlukan guna memulihkan perekonomian nasional.

Sedangkan pembangunan infrastruktur lebih difokuskan pada usaha perbaikan dan pemeliharaan saja. Dengan demikian dewasa ini, pembangunan infrastruktur kawasan timur Indonesia belum menjadi focus utama pembangunan.

Pada saat ini sudah hampir menjadi kesimpulan umum bahwa infrastruktur adalah fundamental perekonomian Indonesia. Bahwa daerah atau kawasan Indonesia Timur merupakan wilayah strategis guna membangkitkan potensi nasional. Oleh karena itu hari ini adalah saat yang tepat guna meletakkan kemauan bersama menyusun konsep pembangunan infrstruktur kawasan Timur Indonesia yang bersumber pada kesadaran penguasaan teknologi dan keunggulan sumberdaya daerah.

Pemetaan kebutuhan infrastruktur lima tahun ke depan berdasarkan jenis inftrastruktur seperti; jalan, listrik, gas, air bersih, pelabuhan, telekomunikasi, moda transportasi, dan lain-lain serta berdasarkan tipologi kewilayahan.

Perumusan pembiayaan infrastruktur dan sumber pembiayaannya.
Pengkajian kerangka regulasi yang ada dan merekomendasikan penyempurnaan kerangka tersebut guna mendukung prioritas pembangunan dan pembiayaan infrastruktur

Penyusunan strategi pembangunan dan pembiayaan infrastruktur ini diharapkan dapat menghasilkan peta pembangunan infrastruktur yang jelas di masa yang akan datang sehingga pemerintah mempunyai dokumen yang lengkap terhadap pembangunan infrastruktur.
Oleh karena itu, ruang lingkup dari penyusunan strategi ini mencakup seluruh aspek potensi ekonomi wilayah Indonesia Timur sebagai rumusan strategis pembangunan infrastruktur nasional, baik berdasarkan subsektor jenis infrastruktur dan maupun tipologi kewilayahan dengan basis pendekatan potensi.

Penyusunan strategi pembangunan dan pembiayaan infrastruktur kawasan timur Indonesia diharapkan dapat menghasilkan Master Plan di bidang infrastruktur yang akan mendukung skenario pembangunan era baru ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Master Plan ini diharapkan dapat memuat berbagai data dan informasi mengenai pembangunan dan pembiayaan infrastruktur berdasarkan skala prioritas pembangunan dan regulasi yang mendukung arah pembangunannya.

Cerminan pembangunan infrastruktur nasional adalah pembangunan infrastruktur di tiap wilayah atau propinsi di Indonesia. Perkembangan pembangunan infrastruktur di masing-masing pulau di Indonesia memperlihatkan perbedaan yang cukup berarti. Dominasi pembangunan infrastruktur sangat ditentukan oleh kondisi geograsfis dan demografis dari suatu wilayah.

Dominasi infrastruktur ini dapat mencerminkan pula tingkat aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Perkembangan pembangunan infrastruktur untuk masing-masing pulau yang ada di Indonesia. Hal ini pula yang menjadi hambatan pembangunan infrastrukrur Kawasan Timur Indonesia.

Pada hal sejatinya jika Indonesia ingin percepatan mencapai kemajuan maka pendekatan potensi atau potential approach yaitu potensi yang mendorong tumbuhnya komoditas unggulan, hendaknya menjadi komintmen kuat terhadap pembangunan infrstruktur kawasan timur Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui bahwa daerah Kalimantan Selatan sebagaimana daerah Kalimantan umumnya yang merupakan salah satu pulau terbesar yang ada di wilayah negara kita. Tingkat kepadatan pendudukanya relative rendah sehingga tidak dimungkinkan untuk melakukan pendekatan demographic dalam perencanaan pembangunan infrastukturnya.

Dengan jumlah penduduk yang mendiami wilayah ini hanya sebesar 6% dari total penduduk Indonesia, maka akan berdampak pada aktivitas ekonomi yang ada di wilayah ini. Kondisi semacam ini merupakan kondisi tipikal wilayah Indonesia Timur. Karenanya diperlukan langkah potential approach atau pendekatan potensial untuk pembangunan infrastrukturnya

Komoditas yang menjadi unggulan untuk wilayah ini adalah sektor pertambangan dan galian, sub sector perkebunan dan subsektor kehutanan. Ketiga sektor ini memberikan sumbangan besar bagi pendapatan nasional.

Dengan demikian terdapat pandangan berbeda mengenai pola perencanaan bahwa berdasarkan jumlah penduduk atau pendekatan demografik, aktivitas ekonomi unggulan yang tidak memerlukan banyak infrastruktur, maka akibatnya adalah persentase pembangunan infrastruktur di pulau ini lebih rendah dibandingkan pulau Jawa dan Sumatera.

Dilihat dari infrastruktur transportasi, pelabuhan laut lebih mendominasi dibandingkan dengan yang lainnya. 
Hal ini sangat wajar dengan kondisi geografis dari Kalimantan yang lebih banyak rawa dibandingkan dengan daratannya yang memungkinkan sektor pelabuhan laut dan lalulitas angkutan sungai, danau, dan penyeberangan lebih berkembang dibandingkan dengan transportasi darat.

Pembangunan jalan di pulau ini masih relative rendah bila dibandingkan dengan luas wilayah pulau ini. Hal ini sangat signifikan sekali dengan jumlah kendaraan yang berada di wilayah ini hanya sebesar 5,8% dari jumlah kendaraan yang ada di Indonesia. Hal ini pula yang menyebabkan rendahnya tingkat mobilitas dan tingginya biaya transportasi sehingga wilayah ini kehilangan daya saingnya dalam menarik investasi.

Pandangan keliru juga terdapat pada subsektor pertanian tanaman pangan dan pengairan. Dapat kita temukan fakta bahwa irigasi tidak menjadi salah satu fokus pembangunan infrastruktur karena wilayah ini bukan sebagai lumbung padi tetapi lebih cenderung pada komoditas kehutanan dan perkebunan.

Pada pada sisi lain kitapun memehami betul bahwa kondisi wilayah ini sangat dimungkinkan membangun jaringan irigasi guna menjadikan Kalimantan sebagai lumbung padi. Kita dapat belajar dan membandingkan kondisi wilayah ini dengan kondisi Vietnam yang petaninya lebih unggul dari petani kita bahkan tanpa proteksionisme perdagangan.

Saat ini akses masyarakat Kalimantan terhadap air bersih, hanya sebesar 44% yang dapat menikmati air bersih sedangkan sisanya belum mendapatkan akses terhadap air bersih.

Ini merupakan salah satu permasalahan yang harus menjadi perhatian, karena bila kondisi tersebut dibiarkan maka akan berdampak pada tingkat kesehatan dari masyarakat di Kalimantan. Bagaimana kita bisa mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global bila tingkat hiegenitas masih rendah. Oleh karena itu akses terhadap air bersih perlu langkah prioritas pembangunan infrastrukturnya.

Demikian pula dengan subsektor telematika dan ketenagalistrikan perlu berpacu dengan irama pertumbuhan yang berkembang dengan pesat. Hal ini sejalan dinamika dan aktivitas dari masyarakat di pulau Kalimantan.

Pembukan lahan menjadi lahan pertanian yang notabene terjadi perubahan fungsi seringkali memicu kotroversi yang kontraproduktif, hendaknya dipelajari kembali dengan seksasama agar tidak terdapat resistensi pembangunan hanya sekadar penolakan emosional, namun sebaliknya kehilangan informasi berharga tentang potensi ekonomi yang mempunyai keunggulan tertentu.

Akhirnya kita juga mengapeal akan pentingnya kesadaran tentang pembangunan infrastruktur berkaitan dengan upaya strategis percepatan pertumbuhan ekonomi, hendaknya secara nyata mengurangi hambatan birokratis di semua lini baik pada tingkat pemerintah pusat maupun pada tingkat pemerintah daerah dan pemerintah kabupaten.


4. Teori dan Analisis Pembangunan Ekonomi Daerah

Perbedaan karakteristik wilayah berarti perbedaan potensi yang dimiliki, sehingga membutuhkan perbedaan kebijakan untuk setiap wilayah. Untuk menunjukkan adanya perbedaan potensi ini maka dibentuklah zona-zona pengembangan ekonomi wilayah.

Zona Pengembangan Ekonomi Daerah adalah pendekatan pengembangan ekonomi daerah dengan membagi habis wilayah sebuah daerah berdasarkan potensi unggulan yang dimiliki, dalam satu daerah dapat terdiri dari dua atau lebih zona dan sebuah zona dapat terdiri dari dua atau lebih cluster. Setiap zona diberi nama sesuai dengan potensi unggulan yang dimiliki, demikian pula pemberian nama untuk setiap cluster, misalnya : Zona Pengembangan Sektor Pertanian yang terdiri dari Cluster Bawang Merah, Cluster Semangka, Cluster Kacang Tanah, dst.

Zona pengembangan ekonomi daerah (ZPED) adalah salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk membangun ekonomi suatu daerah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Pola pembangunan ekonomi dengan pendekatan Zona Pengembangan Ekonomi Daerah (ZPED), bertujuan:


  1.  Membangun setiap wilayah sesuai potensi yang menjadi keunggulan kompetitifnya/kompetensi  intinya.
  2. Menciptakan proses pembangunan ekonomi lebih terstruktur, terarah dan berkesinambungan.
  3. Memberikan peluang pengembangan wilayah kecamatan dan desa sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah.  

Hal ini sejalan dengan strategi pembangunan yang umumnya dikembangkan oleh para ahli ekonomi regional dewasa ini. Para ahli sangat concern dengan ide pengembangan ekonomi yang bersifat lokal, sehingga lahirlah berbagai Strategi Pembangunan Ekonomi Lokal (Local Economic Development/LED).

Strategi ini terangkum dalam berbagai teori dan analisis yang terkait dengan pembangunan ekonomi lokal. Salah satu analisis yang relevan dengan strategi ini adalah Model Pembangunan Tak Seimbang, yang dikemukakan oleh Hirscman :

“Jika kita mengamati proses pembangunan yang terjadi antara dua priode waktu tertentu akan tampak bahwa berbagai sektor kegiatan ekonomi mengalami perkembangan dengan laju yang berbeda, yang berarti pula bahwa pembangunan berjalan dengan baik walaupun sektor berkembang dengan tidak seimbang. Perkembangan sektor pemimpin (leading sector) akan merangsang perkembangan sektor lainnya. Begitu pula perkembangan di suatu industri tertentu akan merangsang perkembangan industri-industri lain yang terkait dengan industri yang mengalami perkembangan tersebut”.

Model pembangunan tak seimbang menolak pemberlakuan sama pada setiap sektor yang mendukung perkembangan ekonomi suatu wilayah. Model pembangunan ini mengharuskan adanya konsentrasi pembangunan pada sektor yang menjadi unggulan (leading sector) sehingga pada akhirnya akan merangsang perkembangan sektor lainnya.

Terdapat pula analisis kompetensi inti (core competiton). Kompetensi inti dapat berupa produk barang atau jasa yang andalan bagi suatu zona/kluster untuk membangun perekonomiannya. Pengertian kompetensi inti menurut Hamel dan Prahalad (1995) adalah :

“Suatu kumpulan kemampuan yang terintegrasi dari serangkaian sumberdaya dan perangkat pendukungnya sebagai hasil dari proses akumulasi pembelajaran, yang akan bermanfaat bagi keberhasilan bersaing suatu bisnis”.

Sedangan menurut Reeve (1995) adalah :
“Aset yang memiliki keunikan yang tinggi, sulit ditiru, keunggulan daya saing ditentukan oleh kemampuan yang unik, sehingga mampu membentuk suatu kompetensi inti”.


5. Otonomi Daerah

Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat pada Negara kesatuan maupun pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih terbatas dari pada di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar dan mengurus rumah tangga daerah di Negara kesatuan meliputi segenap kewenangan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh Pemerintah Pusat seperti 

1.       Hubungan luar negeri
2.       Pengadilan
3.       Moneter dan keuangan
4.       Pertahanan dan keamanan


Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat pada Negara kesatuan maupun pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih terbatas dari pada di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar dan mengurus rumah tangga daerah di Negara kesatuan meliputi segenap kewenangan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh Pemerintah Pusat seperti

1.       Hubungan luar negeri
2.       Pengadilan
3.       Moneter dan keuangan
4.       Pertahanan dan keamanan